Senior Trip Jakarta–Bandung 14–16 Mei 2013

teacher, senior tripSenior Trip merupakan program tahunan yang diadakan SMAN Sumsel (Sampoerna Academy) kepada siswa-siswi kelas tiga yang telah melaksanakan ujian nasional. Senior trip bertujuan  memberikan semangat dan penyegaran kepada siswa-siswi setelah berusaha dan belajar keras dalam mempersiapkan ujian nasional. Senior trip, perjalanan mengunjungi kota Jakarta–Bandung diisi dengan wisata sejarah, alam, dan belanja, serta pendidikan dengan mengunjungi salah satu universitas ternama di Jakarta. Delapan puluh enam siswa-siswi yang berasal dari berbagai kabupaten Sumatera Selatan dan beberapa siswa dari provinsi Kalimantan, Sumatera Barat, dan Aceh ini sangat antusias mengikuti senior trip. Mereka sangat senang dan bergembira. Ini terlihat dari raut wajah mereka yang sumringah ketika di perjalanan. Antusiasme ini juga terlihat dari kesiapan mereka. Siswa-siswi ini sudah jauh-jauh hari telah menabung untuk bekal mereka di perjalanan. Mereka mengordinir uang tabungan senior trip di setiap kelas. Padahal, semua biaya tiket pesawat, bus, pulang-pergi, biaya makan, penginapan di hotel di tanggung pihak sekolah.

Perjalanan hari pertama Selasa, 14 Mei 2013 dengan awal keberangkatan pukul 04.00 dari sekolah. Siswa-siwa dari asrama sudah berisap-siap pukul 03.30. Siswa-siswi sudah dibagi kedalam delapan kelompok untuk mempermudah pengawasan dan koordinasi di lapangan. Setiap kelompok dikoordinir oleh guru yaitu: Pak Suharno, Ariansyah, Eko Valerry, Miftah, dan Ibu Selly Kharisma Putri, Mellyda Eka Putri, Nana, Ria serta kepala sekolah selaku penanggung jawab, Ibu Erma Retnowati ikut mendampingi keberangkatan siswa-siswi.

Pukul 04.30 pagi rombongan sampai di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Namun, sampai di bandara,  tidak satu pun petugas bandara terlihat. Suasana masih tampak lengang. Lalu, Rombongan menunggu di pelataran bandara. Siswa-siswa yang ditunjuk sebagai penanggung jawab kelompok  mengatur dan menunggui barang bawaan serta tas anggota regunya. Sebagian, siswa melaksanakan salat subuh secara bergantian. Perwakilan Wilis Tour and Travel, Mas Ardi membagikan tiket pesawat kepada rombongan senior trip. Pembagian tiket secara acak, tidak berdasarkan nama, karena untuk menghemat waktu. Yang penting ketika di pesawat, duduk berdasarkan tiket pesawat yang di dapat. Ini karena 60% penumpang terisi oleh rombongan senior trip.  Pukul 05.20, barulah petugas bandara membuka pintu utama. Rombongan masuk dengan tertib langsung menuju pesawat Lion JT 0331. Boarding time 05.30 tertunda sampai pukul 06.00 pesawat flight menuju Jakarta.

 Pukul 07.30 pesawat landing di Jakarta. Mas Kholik dan Mas Budi dari Wilis Travel sudah menunggu. Rombongan menunggu bus yang akan membawa kami ke kota Bandung. Dua bus pariwisata yang disewa pihak travel selaku vendor senior trip menyatakan masih dalam perjalanan. Sembari menunggu, siswa-siswi memanfaatkan momen dengan berfoto bersama di bandara. Mereka memasang aksi dan bergaya mengabadikan setiap momen yang ada. Keceriaan menggelantung disetiap wajah siswa, tak terlupa juga di raut wajah guru-guru pendamping. Pukul 08.00 tepat, dua bus pariwisata datang. Siswa-siswi dan guru di bagi ke dalam dua bus. Rombongan mulai meletakkan tas di bagasi bus agar muatan kendaraan tidak sesak dengan barang bawaan. Sarapan pagi pun di bagikan oleh pihak Wilis Travel, rombongan menyantap sarapan pagi di bus. Perjalanan menuju bandung berlanjut dengan pemandu perjalanan bus 1 Mas Kholic, bus 2 Mas Ardi. Dia menceritakan sejarah jalan tol yang kami lalui dan sejarah gedung bertingkat di Jakarta. Mas Kholic sangat pasih menceritakan semua yang belum kami ketahui. Pada awalnya perjalanan cukup lancar, tetapi memasuki gerbang tol berikutnya kami mulai terjebak macet. Begitulah kota Jakarta, Macet sudah menjadi pemandangan yang biasa di Ibu kota.

Pukul 11.30 kami sudah memasuki kawasan Bandung. Rumah makan Sundanese dan Chinese food  Wibisana Sukajadi Bandung menjadi tempat berlabuh kami untuk makan siang. Terlihat juga bus rombongan wisatawan asal china bersamaan dengan kami memarkirkan bus di depan rumah makan. Rumah makan dengan nuansa Sunda ini lebih menonjolkan gaya tradisional dengan kursi dan meja berbahan material bambu dan kayu, serta di padu penerang lilin dan gemercik air di sudut ruang menambah suasana alam di dalam ruangan. Namun, suasana indah ini sedikit terkacaukan dengan kejadian demo para karyawan yang mogok kerja meminta kenaikkan gaji. Pelayan restoran ini berkerja dengan separuh pelayan saja yang masih setia berkerja. Ini berimbas pada pelayanan, sehingga penyajian memakan waktu yang cukup lama. Namun, nikmat hidangan ikan goreng, cumi asam manis, sayur kangkung dan lain-lain mengobati kekecewaan kami. Sangat disayangkan kejadian ini di tengah-tengah turis mancanegara dan domestik yang datang membanjiri rumah makan.

Pukul 13.00 dari rumah makan Wibisana dilanjutkan wisata ke museum geologi. Pukul 13.30 kami tiba di musium geologi. Di sini, kami mempelajari bagaimana bumi ini terbentuk jutaan tahun yang lalu. Hewan-hewan yang hidup di masa purbakala. Batu-batu yang menjadi objek penelitian. Pelajaran yang berharga dari kunjungan ke musium ini adalah bagaimana menumbuhkan rasa cinta terhadap hewan, lingkungan dan bumi yang semakin hari usianya semakin tua. Kewajiban kita untuk melestarikan alam dan bumi ini agar anak cucu kita dapat menikmati dunia lebih baik dari kita bukan sebaliknya kita akan melihat generasi selanjutnya mewarisi alam dan bumi yang tercemar dan perlahan-lahan hancur sehingga membunuh manusia itu sendiri.

Pukul 14.30 perjalanan kami berlanjut ke Trans Studio Bandung. Salah satu wahana hiburan dan mall terbesar di kota Bandung milik Trans Corp. Pimpinan Khairul Tanjung. Pukul 15.30 kami tiba di Trans Studio Bandung. Kedatangan kami, disambut teriakkan histeris penumpang jet coster yang lintasannya cukup tinggi dan meliuk-liuk di depan gedung trans studio berlatar gorila raksasa. Ini sangat menguji nyali kami. Gedung dua lantai yang berisi wahana hiburan dan mall serta restoran sangat memanjakan pengunjung. Seting bernuansa bangunan-bangunan kota di Eropa memberi kesan yang berbeda ketika memasuki wahana hiburan. Ditambah pelayanan dari petugas wahana hiburan yang ramah membuat kami merasa nyaman. Saat itu pengunjung sangat ramai, Trans Studio dipadati anak-anak, muda-mudi, remaja, para pelajar, dan keluarga yang sedang liburan. Pengunjung disuguhi permainan yang menghibur sampai permainan yang memicu adrenalin dan mendebarkan serta perlu keberanian. Ada juga pergelaran konser musik yang dimeriahkan oleh dance yang energik.  Tidak ketinggalan pengunjung dihibur dengan karnaval tokoh-tokoh kartun dan pawai kendaraan yang dihiasi dengan gemerlap lampu. Hampir lima jam menikmati wahana hiburan di Trans Studio, Kami sangat terhibur dan puas. Beberapa diantara kami mengalami mual dan pusing setelah bermain wahana permainan jet coster, vertigo, dan sebagainya. Betapa tidak, sekali bayar tiket bisa bermain sepuasnya ketika di dalam wahana tanpa di pungut biaya lagi. Sehingga kami kadang bermain berulang-ulang menikmati permainan sampai merasa puas. Pukul 19.30 kami menuju hotel Amaris Bandung di jalan Cihampelas. Pukul 20.00 kami sampai di hotel. Perasaan sangat lelah baru terasa setelah beristirahat di kamar hotel. Sebagian dari kami langsung istirahat dan tertidur, ada juga beberapa siswa menikmati malam dengan jajan di pinggiran jalan Cihampelas menikmati suasana malam, serta nongkrong di citywalk mall di pinggiran jalan cihampelas. Hari pertama di bandung membawa kami pada cerita berbingkai.

Keesokan harinya, Rabu 15 Mei pukul 06.30 kami sudah disuguhi sarapan oleh pihak hotel. Sarapan dengan berbagai menu makanan seperti: nasi goreng, nasi uduk, mi goreng, roti bakar, omlet, dan bubur ayam serta minuman hangat dan dingin pun tersedia. Kami semua tampak menikmati hidangan yang tersedia. Selang beberapa saat, Ibu Erma Retnowati selaku kepala sekolah membagikan sarung kepada siswa laki-laki dan telekung kepada siswa perempuan sebagai hadiah dan cendramata. Kemudian, Ibu Erma langsung berpamitan untuk pulang ke Palembang karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan. Walaupun Pesawat Bandung–Palembang flight pukul 10.00, tetapi Beliau tidak ingin terlambat dan tergesa-gesa sehingga harus ke bandara lebih awal.

Pukul 08.00 perjalanan berlanjut ke wisata sejarah. Kami mengunjungi museum Konfrensi Asia Afrika yang terletak di jalan Asia Afrika Bandung No. 65. Pukul 08.30 kami disambut pihak museum. Museum Konfrensi Asia Afrika yang berisi kisah perjuangan negara-negara Asia-Afrika yang ingin membebaskan diri dari belenggu penjajahan negara-negara adikuasa serta menjaga ketertiban dunia.  Konferensi Asia Afrika yang diselenggarakan di Bandung pada tanggal 18 sampai dengan 24 April 1955 mencapai kesuksesan besar, baik dalam mempersatukan sikap dan menyusun pedoman kerja sama di antara bangsa-bangsa Asia Afrika maupun dalam ikut serta membantu terciptanya ketertiban dan perdamaian dunia. Konferensi ini melahirkan Dasa Sila Bandung yang kemudian menjadi pedoman bangsa-bangsa terjajah di dunia dalam perjuangan memperoleh kemerdekaannya dan yang kemudian menjadi prinsip-prinsip dasar dalam usaha memajukan perdamaian dan kerja sama dunia. Kesuksesan konferensi ini tidak hanya tampak pada masa itu, tetapi juga terlihat pada masa sesudahnya, sehingga jiwa dan semangat Konferensi Asia Afrika menjadi salah satu faktor penting yang menentukan jalannya sejarah dunia. Di museum ini jiwa nasional kami terasah kembali. kami banyak belajar bahwa perjuangan merebut kemerdekaan merupakan usaha yang penuh pengorbanan. Keluarga, harta, nyawa menjadi taruhannya. Tugas kami melanjutkan perjuangan dengan terus belajar dan memberikan yang terbaik buat diri sendiri, keluarga, dan negara.

Pukul 09.30 perjalanan kami berlanjut ke wisata alam. Kami bertujuan mengunjungi objek wisata Tanggkuban Perahu. Setelah hampir dua jam di perjalanan rombongan memutuskan untuk mengurungkan niat ke Tangkuban perahu. Kami terjebak macet yang berkepanjangan di Jalan Setia Budi Bandung. Mas Kholik dari pihak wilis travel sebagai pemandu wisata menyampaikan bahwa hari ini bertepatan hari kampanye pilkada Bandung Barat sehingga massa calon kepala daerah memadati jalan-jalan untuk berkampanye. Apabila perjalanan tetap dilanjutkan maka akan memakan waktu lama sehingga kunjungan ke objek wisata seni Sawung Mang Udjo tidak akan terpenuhi karena pihak Wilis Travel sudah memboking pertunjukkan seni angklung pada pukul 16.00. Pukul 11.30 dua bus rombongan kami memutar arah. Walau dengan perasaan setengah kecewa karena tidak dapat menikmati panorama alam di Tangkuban Perahu, kami berharap dapat mengunjunginya dilain waktu. Sebagai pengganti kekecewaan, Mas Kholik mengalihkan wisata alam ke wisata belanja. Wisata belanja diarahkan ke pasar Cihampelas yang berdekatan dengan citywalk mall.  Pasar Cihampelas merupakan ruko-ruko yang berderet disepanjang jalan Cihampelas. Ada juga   pedagang-pedagang  yang  membuka lapak di depan ruko dan pinggiran jalan. Yang unik dari  pasar Cihampelas ini banyaknya patung-patung raksasa super hero yang di pajang di atas ruko maupun di depan ruko seperti: Superman, Spiderman, Conan, Rambo, Batman, Dragon ball, dan lain-lain. Macam-macam dagangan tersedia di sini, cocok sebagai oleh-oleh untuk teman dan keluarga. kekecewaan tidak jadi ke Tangkuban Perahu terobati dengan berbelanja. Tak lupa kami juga masuk ke Citywalk mall. Sebenarnya tak banyak berbeda dari mall-mall yang ada, hanya saja yang mebedakan mall berlantai dua ini pada setiap jalan menuju kios-kios di dalam mall berbentuk seperti jalan-jalan gang. Hampir dua jam lebih kami menikmati suasana pasar dan mall yang teduh dan asri.

Pukul 15.00 kami menuju Sawung Angklung Mang Udjo di jalan Padasuka 118 Bandung. Sampai pukul 15.30 kami tepat berada di pelataran halaman Sawung. Beberapa bus wisatawan pengunjung dari berbagai daerah, kota dan mancanegara sudah berjejer untuk menonton pertunjukkan. Pengunjung sangat rami, mulai dari anak-anak, remaja, dan orang tua. Sawung Mang Udjo berlahan luas sekitar dua hektar ini sangat asri. Tempat-tempat seperti rumah, musala, balai-balai, aula pertunjukkan, ruang bermain anak semuanya bermaterial bambu dan kayu. Tempat yang nyaman dan bersahabat. Kami terasa begitu dekat dengan alam. Saung Mang Udjo adalah salah satu tempat pertunjukan angklung dan beberapa budaya sunda yang ada di Kota Bandung. Didirikan oleh seorang budayawan yang bernama (alm) Udjo Ngalagena dan istrinya Uum Sumiyati pada tahun 1966. Pada waktu itu beliau memiliki cita-cita untuk menyebarluaskan pengetahuannya mengenai Angklung dan Budaya Sunda ke anak-anak daerah sekitar (Padasuka) yang pada akhirnya berkembang sampai sekarang menjadi tempat pertunjukkan pariwisata berkelas Internasional. Di Saung Mang Udjo, terdapat sanggar yang mengajarkan mengenai kebudayaan sunda itu sendiri, banyak anak-anak Bandung yang menjadi anggota sanggar tersebut untuk mempelajari kebudayaan sunda dan seni pertunjukan.

Saat kami datang banyak juga turis asing yang berkunjung untuk menonton pertunjukkan, diantaranya berasal dari Thailand, Jepang, Korea, Aljazair, Jerman, Belanda, dan Inggris. Mereka sangat terpukau dengan pertunjukkan yang ditampilkan. Kami pun sangat terhibur dan bangga terhadap pertunjukkan yang ditampilkan. Apalagi anak-anak balita murid sawung Mang Udjo ikut meramaikan pertunjukkan dengan memainkan tari-tarian dan musik angklung. Anak-anak yang lucu, menggemaskan, polos, dan penuh keceriaan sangat bangga dengan budayanya. Hal inilah yang harus kami bawa pulang bahwa mencintai budaya sendiri berarti mencintai Indonesia dan ikut melestarikan budaya agar tidak punah di tengah gempuran budaya barat. Pukul 18.20 kami meninggalkan  sawung angklung Mang Udjo. Banyak kesan yang kami dapat. Keramahan dan kepiawaian anak-anak bermain angklung dan seni tari di sawung Mang Udjo membuat kami rindu untuk kembali. Sampai pukul 18.45 kami tiba di rumah makan Parit 9 Seafood Bandung. Kegembiraan hari ini kami tutup dengan hidangan laut seperti: kepiting saus tiram, ikan Kwe panggang, udang goreng dan cah kangkung. Setelah itu, pukul 19.30 kami menuju hotel. Hujan rintik mengiringi perjalnan kami menuju hotel hotel untuk beristirahat. Pukul 20.15 kami telah berada di hotel untuk melepas lelah dan menanti esok pagi kembali.

Kamis, 16 Mei 2013 menjadi hari terakhir senior trip. Pukul 08.00 kami menuju Jakarta. Tujuan kami mengunjungi Universitas Siswa Bangsa Indonesia (USBI) untuk mengikuti workshop. Masing-masing anak di bagi kedalam dua kelompok workshop sesuai dengan peminatannya, yaitu: workshop Art dan business. Pukul 12.10 kami sampai di USBI Jakarta di seputaran tugu pancoran. Kami di sambut ramah dosen dan staff USBI. Kami di beri kesempatan melihat-lihat fungsi setiap ruangan. USBI merupakan kampus yang nyaman untuk menuntut ilmu. Tidak disangka, kegiatan workshop di USBI memakan waktu sampai tiga jam sehingga rencana awal wisata ke Monas atau Ancol harus dibatalkan dengan pertimbangan kemacetan kota Jakarta akan menyulitkan perjalanan ke Bandara Sukarno-Hatta. Akibat terburuk kami dapat ketinggalan pesawat menuju Palembang.

Pukul 16.00 dari USBI kami langsung menuju bandara Internasional Sukarno-Hatta Cingkareng. Perjalanan bertambah macet karena berbarengan pulang kantor warga ibu kota. Pukul 17.10 kami singgah di rumah makan Lembur Kuning Cingkareng untuk makan malam. Pukul 18.15 kami kembali melanjutkan perjalanan ke bandara. Pukul 19.10 kami sampai di Bandara. Mas Ardi dan Mas Kholik, pihak Wilis Travel membagikan tiket tujuan Palembang. Semua kru beserta pemandu dari Wilis Travel mengucapkan terima kasih dan maaf apabila ada kesalahan dan tidak memuaskan selama dalam perjalanan. Namun, bagi kami perjalanan senior trip kali ini merupakan perjalanan yang paling berkesan. Di tiket pesawat, kami berangkat pukul 20.30, tetapi kenyataannya kami berangkat pukul 21.20. Satu jam setengah kami menunggu di bandara dengan canda tawa. Tak tampak lelah kami menunggu kedatangan pesawat. Semua tampak senang dan gembira. Pukul 22.10 kami tiba di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Bus dan mobil jemputan telah menunggu. Kami pulang ke rumah dengan membawa kenangan untuk kami bingkai di dalam hati. Semoga kelak kesuksesan kami dapati di masa datang dan kami kembali menikmati kota kembang yang berkembang harum serta Jakarta dalam genggaman.